Minggu, 14 September 2014

Shalat Sunat Shubuh atau Shalat Sunnat Fajar



SHALAT SUNAT SHUBUH ATAU SHALAT SUNAT FAJAR
(DRS.H.NIZAR SYARIF)
                                           Ketua Bidang Komisi Fatwa Kota Medan


Penulis             :           DRS.H.NIZAR SYARIF
Posting Blog   :           HABIB ASSYAFI’I

A.Dalil Firman Allah SWT dan Sabda Nabi Muhammad SAW
Firman allah swt dalam surat Al-Isra’ ayat 78 :

                                                                            
 Artinya : "Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat)shubuh.Sesungguhnya shalat shubuh itu disaksikan (oleh malaikat)".

 Dan Firman Allah Swt surat Al-Qadar ayat 4-5 :

"Pada Malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin tuhannya unutk mengatur segala urusan."

"Malam itu (penuh)Kesejahteraan sampai terbit Fajar".

            Masih ada umat islam yang membedakan antara shalat sunat shubuh dan shalat sunat fajar.akan tetapi,bila dimaint dalilnya mereka selalu menjawab ; “Ini kata guru kami”.Inilah masalah  yang membuat banyak orang ragu dalam pelaksanan ibadahnya.
            Nabi Muhammad SAW pernah menegaskan kepada Bilal bin Rabah,muezzin pada suatu shubuh yang sudah sedikit waktunya,”Andainya waktu lebih sempit daripada ini,aku akan tetap melkasanakan shalt sunat 2 rakaat”.Penegasan Nabi SAW ini munculkarena pada shubuh itu Bilal terlambat azn,akibat kecapekan,karena malam itu dia disuruh oleh Aisyah mengerjakan sesuatu.Dan Bilal sudah mengingatka Rasul bahwa waktu shubuh sudah Sempit.Aisyah berkomentar dalam Hadist yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim :
أن رسول الله صلى اله عليه وسلم لم يكن شئ من النوافل أسرع منه إلى ركعتين قبل الفجر                                
            Artinya            : “Sesungguhnya Rasulullah SAW tidak pernah lebih cepat mengerjakan shalat sunat,selain shalat sunnat Fajar”
            Aisyar Radhiyallahu’anha dalam hadist Riwayat Bukhari dan Muslim  mempertanyakan shalat Fajar Nabi,Katanya :
كان النبي صلى الله عليه وسلم صلى ركعتين الفجر فيخفف فيهما حتى أقول هل  قرأ فيهما بأمّ القرآن                             
           
Artinya            :           “Rasul Saw shalat Fajar dengan meringankan bacaan pada kedua rakaatnya,hingga aku berkata,’Apakah dia baca pada kedua Rakaatnya ummul Quran (Alfatihah)”.
            Nabi SAW pernah bersabda dalam Hadist yang diriwayatkan oleh Muslim :
ركعتا الفجر خير الدنيا وما فيها                                                     
            Artinya            : “ Dua Rakaat (sunat) fajar Lebih baik dari Dunia dan segala isinya.
Bahwasanya Nabi SAW membaca (ayat) pada dua rakaat (sunat) fajar,yaiut Qul Ya Ayyuhal Kafirun dan Qul huwallahu ahad.
B.Mengapa Nabi SAW sangat mementingkan dua rakaat shalat sunat fajar ?
1.      Karena pada waktu itu Malaikat rahmat sedang mencatat siapa saja yang beribadat pada awal waktu untuk dicatat dalam catatan teratas pada buku malaikat rahmat,sehingga orang tersebut akan selalu mendapat Rahmat dalam hidupnya,baik Rezeki atau Kesejahteraan lainnya.
2.      Karena manusi yang baru bangun dari tidurnya,akan  segera kepada kehidupannya dan kepada segala usaha mereka.Karenanya Nabi SAW bersabda kepada mereka bahwa shalat 2 rakaat ini lebih baik dari dunia dan segala isinya.
3.      Shalat Fajar itu disaksikan oleh malaikat dan dihadirinya.

C.Cara Mengerjakan Shalat Sunat Fajar
            Nabi mengerjakannya segera dan cepat,lalu setelah shalat,Nabi duduk bertelekan kearah kanan,sambil menunggu iqamat dan jamaah lain shalat sunat.
Syaikh Abu Hamid dan Imam Ghazali berkomentar tentang waktu ihtiar shalat fajar dalam kitab Kifayatunnabih syarah Attanbih Jilid III hal 304,dia berkata :
“Waktu Ikhtiar”dimulai sejak terbit fajar hingga shalat Fardhu (Shubuh),dan bila selesai shalat fardhu masih ada waktu  jawaz (boleh)hingga terbit matahari.dan bila matahari terbit maka waktu shalat sudah selesai (habis).”
Imam Gahzali sependapat dengan Abu Hamid,dan katanya :”Andainya shalat Sunat fajar luput sebelum shalat shubuh,amak bias dia kerjakan sesudah shalat fardhu shubuh dan shalat itu tidak dikatakan Qadha”.

D.Kesimpulan

1.      Shalat sunat sebelum shubuh adalah shalat sunat yang sangat dipentingkan oleh Nabi SAW.
2.      Antara shalat sunat shubuh dengan shalat sunat fajar hanya berbeda istilah,tapi kedua istilah itu adalah satu dalam pelaksanaan,yaitu dikerjakan pada awal terbit fajar sebelum shalat fardhu shubuh.

Semoga Umat Islam tidak suka Terlambat bangun waktu fajar shubuh.Amin

Hukum Menyentuh Al-Quran bagi yang Berhadas Kecil



HUKUM MENYENTUH ALQUR’AN
   BAGI YANG BERHADAS KECIL
              (KH.M.HAFIZ YAZID)
          Tokoh Ulama Kota Medan

 Penulis             :           KH.M.HAFIZ YAZID
Penerjemah      :           MUHAMMAD ARIFIN AL-JAUHARI Lc,M.Pdi
Posting Blog   :           HABIB ASY-SYAFI’I

                                   




I.Hukum Menyentuh Al-Quran

A.Madzhab Hanafi

            Bagi orang yang berhadas kecil,haram menyentuh seluruh alquran atau  sebagiannya,walaupun satu ayat yang tertulis di mata uang dan dinding.Juga Haram menyentuh kulit Alquran yang bersatu denganmushaf alquran,karena itu adalah satu kesatuan,menyentuh kulitnya sama dengan menyentuh alquran itu sendiri.Namun,tidak diharamkan menyentuh kulit alquran yang terpisah darinya,seperti kantongan dan kotak tempat alquran.Bagi orang yang berhadas kecil,boleh menyentuh alquran dengan kayu,pena,atau menyentuh kulit yang terpisah.

            Orang kafir tidak boleh menyentuh alquran,namun boleh mempelajarinya.Boleh juga bagi anak kecil menyentuh alquran di atas kertas,karena yang diharamkan menyentuhnya dengan tangan.adapun pena yang digunakan sebagai fasilitas yang terpisah,sama seperti kain yang terpisah,yang digunakan untuk menyentuh alquran,karena menyentuh kulit yang terpisah dari alquran adalah BOLEH.

            Tidak makruh menyentuh buku-buku tafsir alquran,jika tafsirnya lebih banyak/dominan.Namun makruh hukumnya menyentuh buku-buku tafsir, jika alquran dominan atau sama.

            Tidak dilarang menyentuh buku-buku agama seperti fikih,hadis,tauhid,dll.walaupun tidak berwudhu,namun dianjurkan untuk tidak menyentuhnya tanpa wudhu.juga tidak dilarang menyentuh kitab-kitab suci samawi,seperti taurat,injil,dan zabur tanpa wudhu,namun makruh untuk dibaca.karena kitab itu adalah kalam allah dan tidak terdeteksi secara pasti ayat-ayat yang distorsi.

            Jika didapati alquran yang sudah tidak layak baca.boleh menguburkannya,mengalirkannya di air  yang mengalir,atau membakarnya.namun mengulurkannya lebih utama.begitu pula buku-buku agama lainnya.Boleh menghapus sebagian tulisan alquran.boleh pula membawa dan menyentuh ayat ayat alquran yang dibungkus dengan tempat yang tidak bersatu dengan alquran walaupun bagi orang yang berhadas besar.

B.Madzhab Maliki

            Orang yang berhadas kecil tidak boleh menyentuh alquran semuanya atau sebagian.Tidak boleh juga menulisnya,membawanya walaupun dengan gantungan,kain,bantal,atau kursi.tidak boleh juga menyentuhnya dengan kayu atau membawanya bersamaan dengan barang-barang yang lain .jika ia bermaksud membawanya dengan niat tidak membawa itu,maka dibolehkan
            Boleh menyentuh dan membawa alquran bagi orang yang belajar dan mengajarkan alquran,walaupun ia dalam keadaan haid atau nifas,karena ia tidak sanggup untuk menhilangkannya.Namun,tidak dibolehkan untuk orang junub,karena ia mampu untuk suci dari junubnya itu,dengan mandi wajib atau tayammum jika tidak mendaptkan air.
           
            Bagi orang Islam boleh menyentuh dan membawa alquran dengan tempat yang menutupinya,walaupun ia dalam keadaan junub atau haid.Bagi orang yang berhadas kecil atau besar boleh menyentuh,membawa,dan mengkaji tafsir.karena tafsir adalah makna dan kandungan alquran.bukan alquran itu sendiri dan bukan pula membaca ayat-ayatnya.

C.Madzhab Syafi’i

            Haram membawa dan menyentuh alquran,kertasnya,catatan pinggirnya,sampulnya,gantungannya,tempatnya,dan apa aja yang tertulis padanya ayat alquran.Boleh membawa alquran jika bergabung dengan barang-barang lain,tetapi dengan syarat bermaksud membawa barang-barang tersebut,bukan berniat membawa alquran itu.Boleh juga membawa buku-buku tafsir,jika tafsirnya lebih banyak/dominan.Jika tafsir dan ayat alqurannya tidak sama atau bahkan lebih banyak ayat alqurannya,maka tidak boleh membawanya.boleh juag membawa buku-buku agama yang di dalmnya tertulis ayat-ayat alquran.

            Boleh membuka lembaran alquran dengan  kayu.Bagi anak-anak yang mumayyiz (yang dapat membedakan baik dan buruk),tidak dilarang menyentuh dan membawa alquran yang digunakan untuk belajar.Boleh membawa benda-benda yang tertulis padanya ayt alquran.Bagi orang yang berhadas juga boleh menulis alquran,dengan tanpa menyentyuhnya.

            Haram meletakkan sesuatau di atas alquran,seperti roti dan garam,karena itu adalah penghinaan terhadap alquran.Haram juga menyepelekan alquran dengan perbuatan,walapun ia mengagungkannya dalam  hati.

D.Madzhab Hanbali

            Bagi orang yang berhadas,haram menyentuh  alquran,walaupun satu ayat.Namun boleh menyentuhn ya dengan  kayu yang suci,boleh juga membawanya dengan gantungan,bejana,atau dengan tempat suci yang menutupinya.Boleh pula menulis alquran dengan tanpa menyentuhnya,walaupun bagi orang kafir zimmy.

            Boleh menyentuh buku tafsir,fikih,dll.walaupun disana ada ayat-ayat alquran karena nabi SAW mengirim surat kepada Kaishar yang di dalamnya tertulis dari alquran.(HR Al-Bukhari dan Muslim dari Ibnu Abbas)

            Jika orang yang berhadas ini beralasan karena tidak ada air,maka ia harus bertayammum ketika berada menyentuh alquran.terlarang bagi orang kafir (zimmy atau harbi) untuk menyentuh membawa dan memiliki Alquran.Dilarang juga bagi umat islam memberika alquran kepada orang kafir.Haram hukumnya menjual alquran walaupun  kepada orang Islam.Haram bersandar pada alqura  atau buku-buku agama yang ada ayat-ayat alquran padanya.Makruh bersandar pada buku0buku agama yang tidak ada ayat-ayat alquran padanya.
            Tidak boleh bepergian dengan alquran ke Negara yang menantang Islam.Rasul.Saw bersabda :

                                                                                                           
لاَ تُسَافِرُوا بِالْقُرْآنِ إِلىَ أَرْضِ الْعَدْوِ مُخَافَةً أَنْ تَنَالَهُ أَيْدِيْهِمْ  
         
“Janganlah kamu bepergian ke tempat mesuh denagn membawa alquran,karena ditakutkan tangan mereka kana menyentuhnya”.)HR.Muslim dari Ibnu Umar).Hal ini,kemungkinan pada waktu awal islam.Sedangkan sekarang,Alquran tersebar ke seluruh pelosok dunia.


II.Syarat Menyentuh Alquran

A.Madzhab Hanafi

            Syarat Boleh menyentuh dan menulis seluruh atau bagian Alquran adalah :

1.      Keadaan yang darurat.Apabila ia Khawatir Alquran akan tenggelam atau terbakar,maka boleh menyentuhnya.

2.      Ketika Alquran terletak di tempat yang terpisah dari Alquran tersebut seperti kantongan,kulit,kertas,dan sejenisya,maka boleh ia menyentuh dan membawanya.
           
3.      Bagi yang belum baligh boleh menyentuh Alquran ketika ingin mempelajarinya.Namun tidak boleh menyentuh alquran bagi orang yang sudah baligh,walaupun dalam proses belajar mengajar.

``    4.   Orang Islam.Tidak halal bagi seorang muslim membiarkan orang kafir menyentuh
            Alquran. Muhammad membolehkan bagi orang kafir menyentuh ALquran
            Apabila  Alquarn dibolehi bagi orang kafir untuk menjaga/menghafal Alquran.

Jika menyalahi tanpa syarat ini maka tidak boleh bagi yang tidak berwudhu untuk menyentuh Alquran ,membaca alquran tanpa menyentuhnya,namun dianjurkan berwudhu sebelum membacanya.HARAM membaca Alquran bagi orang yang berjunub dan Haid.Bagi Orang yang berhadas kecil,makruh menyentuh buku-buku tafsir Alquran.Namun Buku-Buku yang lain seperti Fikih,Hadis,dll.Boleh menyentuhnya tanpa wudhu.

B.Madzhab Maliki

Orang yang berhadas kecil boleh menyentuh seluruh alquran atau sebagiannya dengan syarat :



1.Tertulis dengan aksara selain arab.jika tertulis aksara Arab,Aksara Kafi,atau
    Maghribi,tidak boleh menyentuhnya dalam kondisi apapun.

2.Ayat alquran yang tertulis di mata uang,karena hal yang seperti ini sulit dihindari

3.Boleh membawa alquran tanpa Wudhu  jika menjadikan seluruhnya atau sebagiannya sebagai Azimat.Sebagian Ulama dalam  Madzhab Maliki mengatakan Boleh jika sebagian Alquran,kalau seluruh Alquran terlarang.Dan dalam hal ini ada 2 Syarat :
·         Orang yang membawanya Muslim
·         Alquran harus tertutup terhindar kotoran.
4.Membawa Alquran dalam proses belajar dan mengajar.Boleh menyentuh Alquran                     Dalam proses belajar mengajar dengan tanpa wudhu,orang dewasa atau anak-anak.Bahkan bagi wanita haid.
Selain kondisi empat ini,tidak boleh orang yang tidak berwudhu membawa alquran.


NB : ’Azimat : Jimat

C.Madzhab Syafi’i

            Bagi orang yang berhadas kecil ada beberapa syarat,boleh menyentuh dan membawa Alquran adalah :

1.      Membawa Alquran sebagai  ‘Azimat

2.      Ayat Alquran tertulis di mata uang

3.      Aya Alquran tertulis dalam buku-buku agama.Jika terleatk dalm buku tafsir dan alqurannya lebih banyak dari tafsirnya,maka tidak boleh menyentuhnya tanpa ’wudhu.

4.      Ayat Alquran tertulis di kain sebagai hiasan,seperti kiswah

5.      Menyentuh Alquran dalam kondisi belajar

Jika menyalahi 5 Syarat ini,Haram bagi orang yang tidak berwudhu menyentuh alquran,walaupun satu ayat.Jika Alquran terletak dalam peti kecil,atau terletak di atas rehal,maka orang yang berhadas kecil tidak boleh menyentuh peti dan rehal itu selama alquran masih berada dalam peti atau di atas rehal tersebut.Jika alquran terletak dal peti besar,atau kantong besar,tidak haram menyentuh tempat tersebut.

D.Madzhab Hanbali
            Syarat boleh menyentuh dan membawa alquran bagi orang yang berhadas kecil adalah bahwa alquran tersebut berada dalam  peti,kantongan,terbungkus kain atau kertas,atau dibawa bersamaan dengan barang-barang yang lain.Boleh juga menjadikan Alquran sebagai ‘Azimat yang terbungkus dari percah kain.Kemudian,berwudhu adalah syarat untuk menyentuh dan membawa alquran,kecuali anak-anak yang belum baligh,namun dianjurkannya kepada orang tua/walinya untuk memerintahkan anak tersebut,berwudhu terlebih dahulu sebelum menyentuh dan membawa Alquran.

III.Kesimpulan
            Sudah menjadi kesepakatan diantara ulama –kecuali Daud Azh-Zhahiri – bahwa orang yang berhadas besar tidak boleh menyentuh alquran.Tentang orang yang berhadas kecil,tidak ada satu pun dalil yang tegas melarang untuk menyentuh alquran.Tetapi menurut mayoritas pakar Fikih melarangnya.sedangkan Ibnu Abbas dan Madzhab Zaidiyah membolehkan untuk menyentuh alquran.
            Maksud ayat alquran (“ tidak menyentuh (alquran) kecuali hamba-hamba yang disucikan” QS.Al-Waqi’ah [56]:79),adalah Alquran yang berada di Lauh Malfuzh).Sedangkan maksud hamba-hamba yang disucikan adalah para malaikat.Ayat ini penuh dengan kemungkinan,sama seperti hadis Rasullah SAW :
                                    لا يَمُسُّ الْقُرْآنَ إِلاَّ طَاهِرٌ
Artinya            :           “Tidak menyentuh alquran kecuali orang yang suci”
Orang yang suci disini adalah orang Islam,suci dari hadas besar dan kecil,serta tidak ada najis di badannya.
            Menurut mayoritas ulama –kecuali Madzhab Maliki -,boleh menulis seluruh alquran atau sebgaiannya,walaupun tidak denagn maksud mengajar dan mempelajarinya,dengan syarat membawanya dan menyentuhnya.Kalau mereka membawa dan menyentuhnya,maka jatuh pada perbuatan haram.
            Ulama Maliki mengharamkan bagi orang yang berhadas menulis,membawa dan menyentuh ALquran.Menurut mayoritas ulama,kecuali Hanbali,boleh bagi anak-anak menulis dan menyentuh Alqurandengan maksud mengajar dan belajar,karena suatu keperluan mendesak,atau menghilangkan kesusahan (masyaqqah)
            Ulama Maliki membolehkan bagi wanita haid dan nifas membaca,dan membawa,dan menyentuh Alquran unutk keperluan pembelajaran.Mereka juga membolehkan wanita haid dan nifas membaca ayat-ayat yang ringan,seperti ayat kursi,surat ikhlas,al-Falaq,An-Nas,ayat-ayat Ruqyah dengan niat berharap kesembuhan berkat Alquran.

IV.Tafsir Surat Al-Waqi’ah Ayat 75-80
Allah SWT Berfirman 


 


 Ulama Tafsir berbeda pendapat dalam memahami,مكنون  كتاب .Kitab yang terpelihara.Ada yang mengatakan bahwa kitab yang terpelihara itu adalah Lauhul Mahfuzh. Makna kata   مكنون
Adalah tertutup dari mata,tidak bias disentuh kecuali oleh sebagian malaikat,seperti jibri dan mikail.
           
            Ada lagi yang mengatakan nahwa kitab yang terpelihara itu adalah Alquran,dalam bentuk lembaran-lemabaran yang ada bersama umat manusia.Ia terpelihara didada dan terttulis.Penafsiran ini ditegaskanoleh ayat, مُكَرَّمَة صحفٍ  في .dalam kitab-kitab yang dimuliakakan(QS.’Abasa [80]: 13).Dari ini,makna مكنون adalah terpelihara dari perubahan dan distorsi.Allah SWT berfirman

 “Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Alquran,dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya (QS.Al-Hijr [15]:9)

            Ulama tafsir berbeda pendapat tentang kembalinya dhamir yang ada pada kata يَمُسُّهُ لاَ .tidak ada yang menyentuhnya,apakah kembali pada  الكريم قرآن .Alquran yang mulia.atau pada
كتاب مكنون  .yang diartikan sebagai Lauhul Mahfuzh.Bagi yang mengatakan kembali Dhamir tersebut pada Alquran,maka maknanya menjadi “Tidak boleh menyentuh Alquran kecuali orang yang suci dari hadas besar dan kecil”.Penafian (tidak) di sana berarti tidak layak,sebagaimana allah berfirman :

       




Artinya            :           Laki-Laki yang berzina tidak pantas menikah kecuali dengan perempuan
                                    Yang berzina.(QS.An-Nur [24]:3)

            Orang yang mengatakan dhamir itu  kembali pada Lauhul Mahfuzh,menafsirkan kataن,الَمُطَّهَّرُو ,hamba-hamba yang disucikan,sebagai malaikatArgumen mereka adalah Firman Allah swt :

            Di dalam kitab-kitab yang dimuliakan,yang ditinggikan lagi disucikan,di tangan para penulis (malaikat),yang mulia lagi berbakti.”(QS.’Abasa [80]:13-16).

            Ayat ini mirip dengan surat Al-Waqi’ah di atas,jadi yang dimaksud dalah para malaikat.
(Al-Alusi,Fakh Ar-Razi,dan Al-Qurthubi).

            Alquran adalah kitab yang disucikan,wajib hukumnya dimuliakan dan dihormati,di antara pengagungan dan pemuliaan tersebut adalah bersuci ketika menyentuhnya.Hampir saja pakar fikih sepakat bahwa tidak boleh menyentuh Alquran dalam keadaan berhadas.Kalau pun ada yang membolehkannya,hanya dikarenakan hal yang darurat,seperti menuntut ilmu.Orang yang berhadas,junub,haid,nifas haram menyentuh Alquran,karena mereka tidak suci.

            Ibnu Taimiyyah melihat ayat di atas sebagai pelarangan menyentuh alquran bagi yang tidak suci dari perspektif isyarat yang sangat lembut dan halus.Ayat di atas menerangkan bahwa Alquarn yang berada di Lauhul Mahfuzh hanya dapat disentuh oleh malaikat/hamba-hamba yang disucikan,begitu pula hendaknya Alquran yang berada di bumi,juga hanya dapt disentuh oleh orang-orang telah suci dari hadas besar dan kecil,demikian Ibnu Taimiyyah.

Bahan Bacaan           :


Prof.Dr.Wahbah Azzuhaily,Al-Fiqh Al-Islamiy wa Adillatuhu

Syekh Abdurrahman Aljaziri,Kutub Al-Fiqh Madzahibul Arba’ah

As-syaikh Muhammad Ali Ash-shabuni,Rawa’i al-Bayan Tafsir Ayat al-Ahkam min al-Qur’an
                                                                                                                                                                                                                                                  

Copyright @ 2013 حبيب الشافعى .